Senja mungkin akan lebih indah saat dinikmati bersamamu
Begitu pula kopi yang ku teguk setiap sore
Sebagai pelepas dahaga sekaligus peneman sepi
Kala menyaksikan langit bersolek indah
Memamerkan warna jingganya padaku
Yang terlintas adalah kamu
Jika kau debatkan perihal keindahan
Antara kamu dan langit
Seolah selaras, sejiwa
Bak pinang dibelah dua, tak ada beda
Tak pernah terbayang jika kunikmati senja denganmu
Bahkan ku yakini langit pun tersipu melihatmu
Pun aku saat kau simpulkan senyum disudut bibirmu
Layaknya menghujam jantungku
Aku jatuh berkali-kali
Yang kumaksud adalah kamu
Sama indahnya dengan senja
Sama nikmatnya dengan segelas kopi favorite ku