��

��

Kamis, 09 Maret 2023

Laut dan Ceritanya

Kiranya aku sedang berlayar

Nyatanya kini aku menuju tepi

Membawa sang kapal dan juga ragaku


Berlabuh padamu




Terlihat matahari terbenam kala itu


Dikuti senja dibelakangnya


Sengaja tak kulewatkan


Sebab ragamu didepanku


Pun meniadi sebuah senja untukku




Deburan ombak tak membuatku berpaling


Pembawaanmu yang tenang pula menenangkanku


Simpul senyum diwajahmu membuyarkan pondasi diri


Dan aku terbawa layaknya sihir yang ditiup angin




Ibarat jam pasir yang terus berjalan membawa sang waktu


Kemudian terhenti pertanda waktunya berlalu


Namun denganmu sekali lagi


Tak sedikitpun menghalangi


Aku jatuh di pelukanmu

Kamis, 23 Februari 2023

Tanya di Kepala

 seharusnya kita saling jatuh cinta, seharusnya mencintaimu semudah aku bernapas setiap harinya. 

Bagaimanakah jika , hanya jika, kamu mencintaiku? mungkinkah bahkan pada semesta lain? dapatkah aku berharap? disela-sela doa yang menghantarkanku sebelum tidur.

Aku masih memikirkannya kali ini, entah berapa lama lagi waktu tersisa, entah berapa kenangan lagi yang hadir hingga dapat menyingkirkanmu dari pikiran. 

Bisakah aku kali ini meminta? meminta pada Tuhanku, yang juga Tuhanmu, untuk menyematkan sedikit saja tentangku, dibenakmu.

lalu bagaimana bila seandainya, Tuhan pada akhirnya mendengar puing-puing harapan dan mengabulkan doaku?

Apakah nantinya, kamu bisa mencintaiku seutuhnya? atau hanya sekedar menjadi pelengkap di hatimu?

Bagaimana ini? apakah Tuhan memaklumi hambanya yang selalu tak pernah puas? meminta sedikit lalu lebih, memintamu luluh hingga menetap?

lalu apa artinya ini semua? jika jodohku bukan kamu?

Nantinya, harus sekuat apa aku dalam melupakanmu?

Selasa, 21 Februari 2023

Perempuan di sudut ruang

Tanpa ia sadari, rupanya ia sedang jatuh cinta. Seperti halnya jatuh, dijatuhkannya cinta itu kepada orang yang salah. Yang tak ia mengerti isi hatinya, yang tak ia pahami perasaannya. Tipikal perempuan lugu, yang tak pernah tersentuh sebelumnya. Ia hanya luluh, ia hanya kesepian. Lalu datang masa lalu menghujam jantungnya, sekali lagi. Walaupun ia tahu, ia hanya bisa memendam perasaannya sedalam mungkin, mengubur harapannya yang belum sempat terpatri dari mulutnya. Mengertilah, bahwa ia hanya jatuh cinta, hal yang dapat dimaklumi seluruh kalangan. Hanya saja kali ini, mungkin terasa berat dan ia hanya kewalahan, untuk memaksa hatinya mengerti, bahwa cintanya kali ini hanya akan menyakitinya. 

Keluh perempuan diujung ruangan kala itu. Berkutat dibalik tulisan-tulisannya, ia menumpahkan segala perasaanya. Ketikannya terhenti, ditutup layar laptopnya, perempuan itu lalu tertunduk lemas diatas meja cafe, disangga kedua tangannya yang menyilang sembari menutup mata, kemudian ia meneriakkan isi hatinya..

Dear You, 

Mungkinkah kamu akan melihat ke arahku sekali saja? Dengan pandangan yang sama saat kamu melihat kearahnya? Atau aku hanya terlihat seperti sebuah mainan untukmu? Yang kiranya hanya kau mainkan sesekali, jika kau ingin.

Mengapa semua selalu tampak abu? Mengapa semua harus seperti teka-teki? Mengapa harus ada batasan? Tak bisakah kita cukup saling mencintai? Dengan utuh dan jelas, tanpa syarat apapun.

Aku hanya terlanjur nyaman berada didekatmu, tak mungkinkah bila perasaanmu bertumbuh nantinya? Sebab pandangan kita, bagaimana aku memandangmu, dan melihat kearahmu, tidaklah sama dengan caramu melihatku

Aku hanya mencintaimu sebagaimana hatiku yang dulu, menemukan arahnya kembali untuk pulang, mungkin berbeda dengan milikmu, tapi kumohon ijinkan aku, sebentar saja, berada disisimu.