Siang tari, kali ini aku merindukannya lagi.
Mentari, apa pun yang
terjadi padanya, mengapa rasa ku tak pernah berkurang?
Mengapa aku tak
bisa berpaling?
Mengapa aku selalu menginginkannya, meski raga ku tak
mau lagi melihatnya?
Perhatian kecil sedikit demi sedikit muncul
mengacaukan
pikirku untuk terus mencoba melupakanmu.
Pada akhirnya, aku tak bisa.
Padamu, aku selalu merasa jatuh cinta.
Warna abu-abu itu mulai jelas, berubah menjadi merah jambu
Berubah menjadi belasan pelangi, datang disetiap harinya
Ketika aku bersama
mu.
Ada yang salah kah jika begini?
Cinta mengajarkan ku tak mengenal takut dan apapun kata orang.
Aku yang merasakan, bukan oranglain.
Aku terus menyimpulkan senyumku,
Ketika melihatmu,
Memikirkan mu,
Bahkan saat aku bermimpi tentangmu.
seperti magnet kataku
Kamu kutub selatan dan aku kutub
utara
Benar kita jauh
Namun
Kamu tahu bagaimana ketika kita dekat
Aku membiarkan diriku terbawa angin minggu pagi
Semua mengalir
begitu saja
Waktu yang berputar dan terus berjalan.
Aku mulai memahami
nya
Bagaimana denganmu dan cintamu?
Mesti cintaku, belum sempurna untuk kita miliki berdua.
meski dalam nyata aku dan kamu lebih jauh dari semut semut kecil yang sedang berbaris.
meski diam menyelimuti rongga kelabu hati mu dan hatiku.
Apakah kamu juga menggilaiku seperti aku menggilaimu?
Apakah kamu akan meninggalkanku?
Itu yang selalu ku takutkan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar