Angin menghempaskan tubuhnya untukku, padaku. Aku yang sedang
terduduk pada punggung milyaran pasir putih ini. tertunduk lesu, sesekali
mendongakkan kepala untuk menonton deburan ombak yang terus memecah batu
karang. Sesekali menggema. Memejamkan mata dan dibangunkan oleh sentuhan angin
pada telingaku. Geli, membuatku ingin tersenyum, tapi tak bisa. Ketenanganku
berlanjut pada matahari yang meninggi tertutup awan-awan bak istana langit.
Birunya langit yang sama dengan air di pantai itu membuatku hanyut dalam
lamunan, dan membuatku bersandar pada lembutnya pasir pantai. Sesekali air laut
menjilat jemari kaki, membuatku tersentak dan menyadari bahwa air laut
meninggi. Genitnya, semakin mendekatiku. Ku benahi posisi dudukku, lalu
terlentang kembali. Sekelompok burung membentuk formasi panah dan sekejap
hilang dari pandangan. Mungkin aku melupakan formasi hati-nya, yang jeritannya
memekakkan perasaan(re:jeritan hati). Namun aku melewatkannya sesaat.
Pohon-pohon bakau yang membentengiku dibelakang menggoyangkan dahannya. Kupikir,
kuat kali angin yang menghembusnya. Sedetik, air laut kembali tenang, setenang
pikiranku saat ini. perlahan-lahan tidak memekikkan telinga atas sentuhan
kasarnya pada batu karang. Aku tak melihat seorangpun disini kecuali diriku.
Para nelayan dengan perahu dan jala nya pun seperti kasat mata. Sepi, bak
pantai yang mati.
Pantai dan segala isinya seperti ini yang sangat istimewa,
membuatku setenang-tenangnya tenang. bak bernyawa sendiri dalam bumi. Meskipun
begitu, pantai ini tak dapat menarik bibirku simetris dan melengkungkan
senyuman. Aku yang tak peka? Atau aku yang terlalu lelah untuk melepaskan
senyum? Lantas siapa yang dapat melihat seulas senyum muncul dari bibir ini?
rindukah aku terhadap senyuman yang terlihat jelas? Kupikir iya. Sekejap
memoriku memutar kenangan, pada sosok yang mengejutkan ku, di sampingku, yang
kini menatapku, membebaskan senyumku dari penjara kecewa, dan dengan separuh
keikhlasan, kubagi padanya.
Kini aku bukan satu-satunya yang bernyawa.
(p.s : Aku merindumu, pantai)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar