Pengecut
Panggil aku dengan sebutan itu
Waktu berlalu
Tapi aku masih saja diam
Jangankan menyapamu
Menatapmu saja aku tak mampu
Selalu begitu
Pengecut
Aku, memang
Lari dari kenyataan
Mungkin juga dari takdir
Atau bahkan ini takdir
Untuk tidak menemukanmu padaku
Menghadapimu
Pengecut
Itu aku
Masih saja sebodoh ini
Menyakiti diri sendiri
Atas rindu yang menghujam
Jantung juga isi kepalaku
Membiarkannya
Pengecut
Katakan kepadaku
Yang tidak sedikitpun berani
Mengungkapkannya padamu
Maafkan aku
Aku selalu bersembunyi
Dibalik waktu
Sajak-sajakku
Bahkan tubuhmu
Maaf
Aku menyesalinya
Aku menyiayiakannya
Lagi
Komentar ini telah dihapus oleh administrator blog.
BalasHapusBagus puisinya
BalasHapus