Teruntuk kamu,
yang namanya terlanjur singgah di hatiku.
Kamu pernah meninggikan wanita
yang namanya terlanjur singgah di hatiku.
Kamu pernah meninggikan wanita
Memujinya hingga mungkin jika mereka tahu
Mereka akan meleleh bagai lilin yang dinyalakan
Mereka akan meleleh bagai lilin yang dinyalakan
Kamu pernah menyinggung tentang paras dan hati seorang wanita
Dan katamu itu bukan hal yang kamu perhatikan lekat-lekat
Namun kenapa kamu ingkar?
Lalu kamu memulai untuk menyalahkan jenismu lainnya
Yang menilai perempuan dari parasnya
Yang menilai perempuan dari parasnya
Padahal aku rasa kamu termasuk didalamnya
Dan menjadi salah satu diantaranya
Aku mulai berpikir
Aku mulai berpikir
Kugali lagi lebih dalam tentangmu
Wahai pria idaman atau munafik?
Parasmu dan apa yang terlihat memang idaman
Tapi perilakumu sungguh
Munafik, jangan?
Kamu menyatakan dirimu sebagai sosok penyayang
Mungkin benar
Hingga tak ada satupun wanita yang teramat kau genggam diantara
ribuan lain
Tentunya yang kau buat lekat denganmu
Benar kan?
Lalu kamu menyinggung tentang bagaimana pria menaklukkan wanita
Yang kini aku baru menyadari
Bahwa kamu berada pada tingkat paling atas soal itu